BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Manusia adalah yang makhluk istimewa yang diciptakan Tuhan karena memiliki akal budi. Melalui akal budi manusia dapat hidup sesuai dengan apa yang ada tempat di mana dia hidup. Perkembangan yang dialami oleh manusia menjadikan dia lebih matang dalam menjalani kehidupan ini. Dewasa awal merupakan masa permulaan dimana seseorang mulai menjalani kehidupan ini. Dewasa awal merupakan masa permulaan dimana seseorang mulai menjalani hubungan secara intim dengan lawan jenis. Hurlock (1993) dia mengemukakan beberapa karakteristik dewasa awal dan pada salah satu intinya dikatakan bahwa dewasa awal merupakan suatu masa penyesuaian diri dengan cara hidup baru dan memanfaatkan kebebasan yang diperolehnya. Dari segi fisik masa dewasa awal adalah masa dari puncak perkembangan fisik. Perkembangan fisik sesudah masa ini mengalami degradasi sedikit-demi sedikit, mungkin mengikuti umur seseorang menjadi lebih tua. Pada segi emosional, pada masa awal adalah masa dimana motivasi untuk meraih sesuatu sangat besar yang didukung oleh fisik yang prima. Oleh karena itu, ada steriotipe yang mengatakan bahwa masa remaja awal dan masa dewasa awal adalah masa dimana lebih mengutamakan fisik dari pada kekuatan fisik daripada kekuatan rasio dalam suatu masalah.
Dewasa awal adalah masa peralihan dari masa remaja menuju masa dewasa. Peralihan dari ketergantungan ke masa mandiri baik dari ekonomi, kebebasan menentukan diri, dan pandangan masa depan lebih realistis. Secara hukum dewasa awal sejak seseorang menginjak usia 21 tahun (meskipun belum menikah) atau sejak seseorang menikah (meskipun belum berusia 21 tahun). Sedangkan dari lingkup pendidikan yaitu masa dicapainya kemasakan kognitif, afektif dan psikomotor sebagai hasil ajar latih yang ditunjang kesiapan. (Mappiare 15:1983)
B. Rumusan Masalah
Apa pengertian dewasa awal?
Apa ciri-ciri perkembangan dewasa awal?
C. Tujuan Penulisan
Mengetahui pengertian dewasa awal
Mengetahui ciri-ciri perkembanagn dewasa awal
D. Manfaat Penulisan
Mengetahui berbagai pengertian dewasa awal dari beberapa ahli, serta mengetahui ciri-ciri perkembangan dewasa awal.
BAB II
PEMBAHASAN
Pengertian dewasa awal
Istilah adult atau dewasa berasal dari kata kerja latin, yang berarti “tumbuh menjadi dewasa”. akan tetapi adult berasal dari bentuk lampau partisipel dari kata kerja adultus yang berarti “telah tumbuh menjadi kekuatan dan ukuran yang sempurna”, atau “telah menjadi dewasa”. Oleh karena itu orang dewasa adalah seseorang yang telah menyelesaikan pertumbuhannya dan siap menerima kedudukannya di dalam masyarakat bersama dengan orang dewasa lainnya (Elizabeth Hurlock, Developmental Psychology, 1991).
Dewasa awal adalah masa peralihan dari masa remaja. Hurlock (1986) mengatakan bahwa dewasa awal dimulai pada usia 18 tahun sampai kira-kira usia 40 tahun. Secara umum, mereka yang tergolong dewasa awal ialah mereka yang berusia 20-40 tahun. Dewasa awal adalah masa peralihan dari masa remaja. Masa remaja yang ditandai dengan pencarian identitas diri, pada masa dewasa awal, identitas diri ini didapat sedikit-demi sedikit sesuai dengan umur kronologis dan mental ege-nya.
Berbagai masalah juga muncul dengan bertambahnya umur pada masa dewasa awal. Dewasa awal adalah masa peralihan dari ketergantungan ke masa mandiri, baik dari segi ekonomi, kebebasan menentukan diri sendiri, dan pandangan tentang masa depan sudah lebih realistis.
Erickson (dalam Monks, Knoers & Haditono, 2001) mengatakan bahwa seseorang yang digolongkan dalam usia dewasa awal berada dalam tahap hubungan hangat, dekat dan komunikatif dengan atau tidak melibatkan kontak seksual. Bila gagal dalam bentuk keintiman maka ia akan mengalami apa yang disebut isolasi (merasa tersisihkan dari orang lain, kesepian, menyalahkan diri karena berbeda dengan orang lain).Hurlock (1990) mengatakan bahwa dewasa awal dimulai pada umur 18 tahun sampai kira-kira umur 40 tahun, saat perubahan-perubahan fisik dan psikologis yang menyertai berkurangnya kemampuan reproduktif.
Secara umum, mereka yang tergolong dewasa muda (young ) ialah mereka yang berusia 20-40 tahun. Menurut seorang ahli psikologi perkembangan, Santrock (1999), orang dewasa muda termasuk masa transisi, baik transisi secara fisik (physically trantition) transisi secara intelektual (cognitive trantition), serta transisi peran sosial (social role trantition).
Perkembangan sosial masa dewasa awal adalah puncak dari perkembangan sosial masa dewasa. Masa dewasa awal adalah masa beralihnya padangan egosentris menjadi sikap yang empati. Pada masa ini, penentuan relasi sangat memegang peranan penting. Menurut Havighurst (dalam Monks, Knoers & Haditono, 2001) tugas perkembangan dewasa awal adalah menikah atau membangun suatu keluarga, mengelola rumah tangga, mendidik atau mengasuh anak, memikul tangung jawab sebagai warga negara, membuat hubungan dengan suatu kelompok sosial tertentu, dan melakukan suatu pekerjaan. Dewasa awal merupakan masa permulaan dimana seseorang mulai menjalin hubungan secara intim dengan lawan jenisnya. Hurlock (1993) dalam hal ini telah mengemukakan beberapa karakteristik dewasa awal dan pada salah satu intinya dikatakan bahwa dewasa awal merupakan suatu masa penyesuaian diri dengan cara hidup baru dan memanfaatkan kebebasan yang diperolehnya.
Dari segi fisik, masa dewasa awal adalah masa dari puncak perkembangan fisik. Perkembangan fisik sesudah masa ini akan mengalami degradasi sedikit-demi sedikit, mengikuti umur seseorang menjadi lebih tua. Segi emosional, pada masa dewasa awal adalah masa dimana motivasi untuk meraih sesuatu sangat besar yang didukung oleh kekuatan fisik yang prima. Sehingga, ada steriotipe yang mengatakan bahwa masa remaja dan masa dewasa awal adalah masa dimana lebih mengutamakan kekuatan fisik daripada kekuatan rasio dalam menyelesaikan suatu masalah.
Pengertian dewasa awal menurut para ahli :
H. S. Becker
Dewasa awal merupakan suatu masa penyesuaian terhadap pola-pola kehidupan yang baru, dan harapan-harapan sosial yang baru.
Havighurst (dalam Monks, Knoers dan Haditono: 2001)
tugas perkembangan dewasa awal adalah menikah atau membangun suatu keluarga, mengelola rumah tangga, mendidik atau mengasuh anak, memikul tanggung jawab sebagai warga negara, membuat hubungan dengan suatu kelompok sosial tertentu, dan melakukan suatu pekerjaan.
E. B. Hurlock, 1993
Masa dewasa awal atau “early adultood” terbentang sejak tercapainya kematangan secara hukum sampai kira-kita umur usia empat puluh tahun (dialami seseorang sekitar dua puluh tahun).
Ciri-ciri masa dewasa awal
Masa dewasa awal merupakan periode penyesuaian diri terhadap pola-pola kehidupan baru dan harapan sosial baru. Orang dewasa awal di harapkan memainkan peran baru, seperti peran suami atau istri orang tua ,dan pencari nafkah dan mengembangkan sikap-sikap baru, keinginan dan nilai-nilai baru sesuai dengan tugas-tugas baru ini. Penyesuaian diri ini menjadikan periode ini suatu periode khusus dan sulit dari rentang hidup seseorang. Periode ini sangat sulit sebab sejauh ini sebagian besar anak mempunyai orang tua, guru, teman atau orang lain yang bersedia yang bersedia menolong mereka mengadakan penyesuaian diri. Apabila merekan menemui kesulitan-kesulitan yang sukar diatasi, mereka ragu ragu untuk meminta pertolongan dan nasehat orang lain, karena enggan dianggap “belum dewasa”.
Di bawah ini di uraikan secara ringkas ciri-ciri yang menonjol dalam tahun-tahun masa dewasa awal.
Menurut Hurlock, 1991:247-252, ciri-ciri umum perkembangan masa dewasa awal, yaitu:
Masa dewasa awal sebagai “masa pengaturan”
Masa dewasa awal merupakan masa pengaturan. Pada masa ini individu menerima tanggung jawab sebagai orang dewasa. Telah di katakan masa anak anak dan masa remaja merupakan periode merupakan “pertumbahan” dan dewasa merupakan “pengaturan” atau (setledown). Pada generasi-generasi terdahulu berada pandangan bahwa jika anak laki-laki dan wanita mencapai usia dewasa secara syah, hari hari kebebasan mereka telah berakhir dan saatnya telah tiba untuk menerima tanggung jawab sebagai orang dewasa.ini berarti bahwa peria muda mulai membentuk bidang pekerjaan yang akan ditangani sebagai karirnya, sedangkan wanita muda mulai menerima tanggung jawab sebagai ibu dan pengurus rumah tangga.
Untuk mencoba berbagai pola kehidupan dan berganti ganti pacar agar dapat memilih pola hidup dan pasangan hidup yang di rasa cocok, sudah tentu memerlukan waktu .dengan sendirinya pemuda sekarang lebih lambat dalam segala usia dari pada orang tua mereka, apalagi bila di bandingkan dengan kakek mereka rata-rata pemuda dewasa sekarang mulai menentukan pola hidupnya dan memilih pasangan hidupnya sekitar umur 30 tahun-an, walaupun banyak juga yang sudah mulai mantap pada usia yang lebih muda dari pada itu.
Kapan orang muda memulai hidup rumah tangga tergantung dua faktor :
Cepat atau tidaknya mereka mampu menemukan pola hidup yang memenuhi kebutuhan mereka kini dan pada masa depan.
Contohnya :
Seorang wanita yang sejak waktu dia bermain boneka sudah ingin menjadi seorang istri dan ibu, setelah tamat sekolah tidak akan memerlukan waktu lama lagi untuk menentukan peran yang sesuai baginya, seorang laki-laki yang selalu berkeinginan menjadi dokter tidak memerlukan coba-coba lagi untuk menentukan pekerjaan yang memenuhi suara hatinya.
Menentukan kemantapan atau pilihan seseorang bekerja tanggung jawab yang harus di pikulnya sebelum ia mulai berkarya.
Contohnya : pria yang memilih ilmu kedokteran sebagai karirnya tentu saja tidak dapat cepat-cepat siap bekerja sampai usianya mendekatai umur 30an karena ia harus menyelesaikan pendidikan sekolah atas dulu kemudian melanjutkan pendidikan sekolah dokter.
Sekali seorang menemukan pola hidup yang diyakininya dapat memenuhi kebutuhannya ia akan mengembangkan pola pola perilaku, sikap dan nilai-nilai yang cenderung akan menjadi kekhasannya selama sisa hidupnya. Setiap keharusan mengubah pola ini pada usia setengah baya atau usia lanjut akan sulit dan dapat menimbulkan gangguan emosional. Tidak di sangsikan lagi ,berbagai ketidakpuasan dan ketidak bahagiaan yang di dapati seseorang pada usia ini adalah akibat keputusan rumah tangga atau bekerja yang tergesa-gesa sebelum menemukan suatu pola hidup yang memberikan kemungkinan kemungkinan untuk kepuasan sepanjang hidup.
Masa usia dewasa awal sebagai “usia reproduktif”
Orang tua (parenthood) merupakan salah satu peran yang paling penting dalam hidup orang dewasa .orang yang kawin berperan sebagai orang tua pada waktu saat ia berusia 20an atau 30an,beberapa sudah menjadi kakek atau nenek sebelum masa awal berakhir. Awal yang belum menikah hingga menyelesaikan pendidikan atau telah memulai kehidupan karirnya, tidak akan menjadi orang tua sebelum ia merasa bahwa dia mampu berkeluarga. perasaan ini biasanya terjadi sesudah umurnya sekitar 30an.demikian pula, jika wanita ingin berkarir sesudah menikah ,ia akan menunda untuk mempunyai anak sampai usia 30an.dengan demikian baginya hanyalah dasa warsa terakhir dari masa dewasa awal merupakan “usia reproduktif”. Bagi orang yang cepat mempunyai anak dan mempunyai keluarga besar pada awal masa dewasa atau bahkan pada tahun tahun terakhir masa remaja kemungkinan seluruh masa dewasa awal merupakan masa reproduksi.
Masa dewasa awal sebagai “ masa bermasalah”
Dalam tahun-tahun awal masa dewasa banyak masalah baru yang harus dihadapi seseorang. Masalah-masalah baru ini dari segi utamanya berbeda dengan dari masalah-masalah yang sudah dialami sebelumnya.
Dengan menurunnya tingkat usia kedewasaan secara hukum menjadi 18 tahun, pada tahun 1970, anak-anak muda telah dihadapkan pada banyak masalah dan mereka tidak suiao untuk mengatasinya. Meskipun mereka sekarang dapat memberikan suaranya, memiliki harta benda, menikah tanpa persetujuan orang tuamserta dapat melakukan berbagai hal yang tidak dapat di lakukan orang muda ketika ketentuan usia dewasa secara hukum masih 21 tahun, jelas pula bahwa “kebebasan baru ini menimbulkan masalah-masalah yang tidak dapat diramalkan oleh orang dewasa yang masih muda itu sendiri maupun oleh kedua orang tuanya”. Penyesuaian diri terhadap masalah masa dewasa awal menjadi lebih intensif dengan diperpendeknya masa remaja, sebab masa transisi untuk menjadi dewasa menjadi sangat pendek sehingga anak muda hamper tidak mempunyai waktu untuk membuat peralihan dari masa kanak-kanak ke masa dewasa..
Ada banyak alasan mengapa penyesuaian diri terhadap masalah-masalah pada masa dewasa awal begitu sulit :
Sedikit sekali orang muda yang mempunyai persiapan untuk menghadapi jenis-jenis masalah yang perlu diatasi sebagai orang dewasa
Mencoba menguasai dua atau lebih keterampilan serempak biasanya menyebabkan keduanya kurang berhasil
Mungkin yang paling berat dari semuanya orang-orang muda itu tidak memperoleh bantuan dalam menghadapi dan memecahkan masalah-masalah mereka, tidak seperti sewaktu mereka dianggap belum dewasa
Masa dewasa awal sebagai “masa ketegangan emosional”
Banyak orang dewasa muda mengalami kegagalan emosi yang berhubungan dengan persoalan-persoalan yang dialaminya seperti persoalan jabatan, perkawinan, keuangan dan sebagainya. Ketegangan emosional seringkali dinampakkan dalam ketakutan-ketakutan atau kekhawatiran-kekhawatiran. Ketakutan atau kekhawatiran yang timbul ini pada umumnya bergantung pada ketercapainya penyesuaian terhadap persoalan-persoalan yang dihadapi pada suatu saat tertentu, atau sejauh mana sukses atau kegagalan yang dialami dalam pergumulan persoalan.
Apabila ketegangan emosi terus berlanjut sampai tigapuluhan, hal itu umumnya Nampak dalam bentuk keresahan. Apa yang diresahkan orang-orang muda itu tergantung dari masalah-masalah penyesuaian diri yang harus dihadapi saat itu dan berhasil tidaknya mereka dalam upaya penyelesaian itu.
Masa dewasa awal sebagai “masa keterasingan sosial”
Dengan berakhirnya pendidikan formal dan terjunnya seseorang ke dalam pola kehidupan dewasa, yaitu kerier, perkawinan dan rumah tangga, hubungan dengan teman-teman kelompok sebaya masa remaja menjadi renggang, dan berbarengan dengan itu keterlibatan dalam kegiatan kelompok di luar rumah akan terus berkurang. Sebagai akibatnya, untuk pertama kali sejak bayi semua orang muda, bahkan yang populerpun, akan mengalami keterpencilan sosial atau apa yang disebut Erikson sebagai “krisis keterasingan”.
Keterasingan diintensifkan dengan adanya semangat bersaing dan hasrat kuat untuk maju dalam karier – dengan demikian keramahtamhan masa remaja di ganti dengan persaingan dalam masyarakat dewasa – dan mereka juga harus mencurahkan sebagian besar tenaga mereka untuk pekerjaan mereka, sehingga mereka hanya dapat menyisihkan waktu sedikit untuk sosialisasi yang diperlukan untuk membina hubungan-hubungan yang akrab. Akibatnya, mereka menjadi agosentis dan ini tentunya menambah kesepian mereka.
Masa dewasa dini sebagai “masa komitmen”
Setelah menjadi orang dewasa, individu akan mengalami perubahan, dimana mereka akan memiliki tanggung jawab sendiri dan memiliki komitmen-komitmen sendiri.
Mengenai komitmen, Bardwick (dalam Hurlock: 250) mengatakan: “Nampak tidak mungkin orang mengadakan komitmen untuk selama-lamanya. Hal ini akan menjadi suatu tanggung jawab yang terlalu berat untuk dipikul. Namun banyak komitmen yang mempunyai sifat demikian: Jika anda menjadi orangtua menjadi orang tua untuk selamanya; jika anda menjadi dokter gigi, dapat dipastikan bahwa pekerjaan anda akan terkait dengan mulut orang untuk selamanya; jika anda mencapai gelar doctor, karena ada prestasi baik di sekolah sewaktu anda masih muda, besar kemungkinan anda sampai akhir, hidup anda akan berkarier sebagai guru besar”
Masa dewasa dini sering merupakan masa ketergantungan.
Masa dewasa awal ini adalah masa dimana ketergantungan pada masa dewasa biasanya berlanjut. Ketergantungan ini mungkin pada orangtua, lembaga pendidikan yang memberikan beasiswa sebagian atau sepenuh atau pada pemerintah karena mereka memperoleh pinjaman untuk membiayai pendidikan mereka.
Meskipun telah mencapai status dewasa, banyak individu yang masih tergantung pada orang-orang tertentu dalam jangka waktu yang berbeda-beda. Ketergantungan ini mungkin pada orang tua yang membiayai pendidikan.
Masa dewasa dini sebagai masa perubahan nilai.
Perubahan terjadi karena adanya pengalaman dan hubungan sosial yang lebih luas dan nilai-nilai itu dapat dilihat dari kacamata orang dewasa. Perubahan nilai ini disebabkan karena beberapa alasan yaitu individu ingin diterima oleh anggota kelompok orang dewasa, individu menyadari bahwa kebanyakan kelompok sosial berpedoman pada nilai-nilai konvensional dalam hal keyakinan dan perilaku. Banyak nilai masa kanak-kanak dan remaja berubah karena pengalaman dan hubungan sosial yang lebih luas dengan orang-orang yang berbeda usia dan karena nilai-nilai itu kini dilihat dari kaca mata orang dewasa. Orang dewasa yang tadinya menganggap sekolah itu suatu kewajiban yang tidak berguna, kini sadar akan nilai pendidikan sebagai batu loncatan untuk meraih suatu keberhasilan social, karier, dan kepuasan pribadi. Akibat dari nilai-nilai yang berubah seperti itu, banyak orang dewasa yang semula putus sekolah atau universitas memutuskan untuk sekolah kembali dan belajar kembali menyelesaikan pendidikan mereka. Banyak yang merasakan kegiatan belajar sebagai perangsang semangat mereka, sehingga mereka mengikuti berbagai kursus setelah mereka tamat sekolah lanjutan atas maupun perguruan tinggi (Elizabeth B.Hurlock. 2009. hal.251).
Masa dewasa dini masa penyesuaian diri dengan cara hidup baru.
Masa ini individu banyak mengalami perubahan dimana gaya hidup baru paling menonjol di bidang perkawinan dan peran orangtua. Perkawinan sesudah kehamilan tidak di anggap hal yang perlu dirahasiakan seperti dulu, di antara berbagai penyesuaian diri yang paling umum adalah penyesuaian diri pada pola seks atas dasar persamaan derajat yang menggantikan pembedaan pola peran seks pola seks tradisional serta pola pola baru bagi kehidupan keluarga, termasuk perceraian, keluarga berorang tua tunggal dan berbagai pola baru di tempat pekerjaan khususnya pada unit-unit kerja yang besar dan impersonal di bidang bisnis dan industri
Masa dewasa dini sebagai masa kreatif.
Orang yang dewasa tidak terikat lagi oleh ketentuan dan aturan orangtua maupun guru-gurunya sehingga terlebas dari belenggu ini dan bebas untuk berbuat apa yang mereka inginkan. Bentuk kreatifitas ini tergantung dengan minat dan kemampuan individual. Bentuk kreativitas yang akan terlihat sesudah orang dewasa akan tergantung pada minat dan kemampuan individual, kesempatan untuk mewujudkan keinginan dan kegiatan-kegiatan yang memberikan kepuasan sebesar-besarnya. Ada yang menyalurkan kreativitasnya ini melalui hobi, ada yang menyalurkannya melalui pekerjaan yang memungkinkan ekspresi kreativitas.
Masa Dewasa Dini sebagai masa penyesuaian diri dengan cara hidup baru. Di antara berbagai penyesuaian diri yang harus dilakukan orang muda terhadap gaya hidup baru, yang paling umum adalah penyesuaian diri pada pola peran seks atas dasar persamaan derajat (egalitarian) yang menggantikan pembedaan pola peran seks tradisional, serta pola-pola baru bagi kehidupan keluarga, termasuk perceraian, serta berbagai pola baru.
Dewasa awal adalah masa kematangan fisik dan psikologis. Menurut Anderson (dalam Mappiare: 17), terdapat tujuh ciri kematangan psikologi, sebagai berikut:
Berorientasi pada tugas, bukan pada diri atau ego; minat orang matang berorientasi pada tugas-tugas yang dikerjakannya, dan tidak condong pada perasaan-perasaan diri sendiri atau untuk kepentingan pribadi.
Tujuan-tujuan yang jelas dan kebiasaan-kebiasaan kerja yang efesien; seseorang yang matang melihat tujuan-tujuan yang ingin dicapainya secara jelas dan tujuan-tujuan itu dapat didefenisikannya secara cermat dan tahu mana pantas dan tidak serta bekerja secara terbimbing menuju arahnya.
Mengendalikan perasaan pribadi; seseorang yang matang dapat menyetir perasaan-perasaan sendiri dan tidak dikuasai oleh perasaan-perasaannya dalam mengerjakan sesuatu atau berhadapan dengan orang lain. Dia tidak mementingkan dirinya sendiri, tetapi mempertimbangkan pula perasaan-perasaan orang lain.
Keobjektifan; orang matang memiliki sikap objektif yaitu berusaha mencapai keputusan dalam keadaan yang bersesuaian dengan kenyataan.
Menerima kritik dan saran; orang matang memiliki kemauan yang realistis, paham bahwa dirinya tidak selalu benar, sehingga terbuka terhadap kritik-kritik dan saran-saran orang lain demi peningkatan dirinya.
Pertanggungjawaban terhadap usaha-usaha pribadi; orang yang matang mau memberi kesempatan pada orang lain membantu usaha-usahanya untuk mencapai tujuan. Secara realistis diakuinya bahwa beberapa hal tentang usahanya tidak selalu dapat dinilainya secara sungguh-sungguh, sehingga untuk itu dia bantuan orang lain, tetapi tetap dia bertanggung jawab secara pribadi terhadap usaha-usahanya.
Penyesuaian yang realistis terhadap situasi-situasi baru; orang matang memiliki cirri fleksibel dan dapat menempatkan diri dengan kenyataan-kenyataan yang dihadapinya dengan situasi-situasi baru
Optimalisasi Perkembangan Masa Dewasa awal, Dewasa dini/awal adalah masa dimana seluruh potensi sebagai manusia berada pada puncak perkembangan baik fisik maupun psikis. Masa yang memiliki rentang waktu antara 20 – 40 tahun adalah masa-masa pengoptimalan potensi yang ada pada diri individu. Jika masa ini bermasalah, akan mempengaruhi bahkan kemungkinan individu mengalami masalah yang paling serius pada masa selanjutnya.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Masa dewasa adalah masa yang sangat panjang (20 – 40 tahun), dimana sumber potensi dan kemampuan bertumpu pada usia ini. Masa ini adalah peralihan dari masa remaja yang masih dalam ketergantungan menuju masa dewasa, yang menuntut kemandirian dan di ujung fase ini adalah fase dewasa akhir, dimana kemampuan sedikit demi sedikit akan berkurang. Sehingga masa dewasa awal adalah masa yang paling penting dalam hidup seseorang dalam masa penelitian karir/pekerjaan/sumber penghasilan yang tetap.
Masa ini juga adalah masa dimana kematangan emosi memegang peranan penting. Seseorang yang ada pada masa ini, harus bisa menempatkan dirinya pada situasi yang berbeda; problem rumah tangga, masalah pekerjaan, pengasuhan anak, hidup berkeluarga, menjadi warga masyarakat, pemimpin, suami/istri membutuhkan kestabilan emosi yang baik
Saran
Penulis tahu bahwa makalah ini jauh dari kata sempurna. Maka dari itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun agar bisa membuat makalah yang lebih baik untuk kedepannya.
DAFTAR PUSTAKA
Hurlock, E. B. (1994). Psikologi Perkembangan, Suatu Pendekatan Sepanjang Rentaang Kehidupan. Jakarta: Erlangga.
Morks, F.J., Knoers. A.M.P & Hadinoto S.R (2001). Psikologi Perkembangan: Pengantar Dalam Berbagai Bagiannya. Yogyakarta: Gajah Mada University Press.
Santrock (2007). Perkembangan Anak Jilid 1. Jakarta : Erlangga
Santrock (2002). Life- span development (perkembangan masa hidup), jilid 2. Jakarta : Erlangga.
Mappiare, Andi (1983). Psikologi orang dewasa. Surabaya: usaha nasional.
Julius, dkk. 198 Drs. Johan W Kandau (1991). Psikologi umum, Jakarta :PT. Gramedia Pustaka Utama.
Facebook Comment
Blogger Comment