BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang Masalah
Pekerjaan yang memuaskan sesuai dengan kemampuan, bakat, dan minatnya, maka diperlukan perencanaan karir secara matang. Dalam konteks pendidikan upaya membantu siswa dalam merencanakan pemilihan jabatan atau pekerjaan di masa mendatang secara tepat merupakan aspek yang sangat krusial, sehingga telah menempatkan pentingnya layanan bimbingan karir bagi siswa sebagai bagian integral dari layanan bimbingan dan konseling di sekolah. Bahkan, apabila ditinjau dari perspektif sejarah lahirnya bimbingan dan konseling tidak lepas dari upaya untuk membantu siswa-siswa mendapatkan lapangan kerja yang cocok sesudah mereka meninggalkan bangku sekolah, melalui gerakan bimbingan jabatan atau masalah karir.
Di Indonesia sendiri, pentingnya bimbingan karir bagi para siswa, khususnya di tingkat SMA sudah dirasakan sejak lama, dan sejak ditetapkannya Kurikulum tahun 1984 bimbingan karir mulai diformalkan, sehingga telah menjadi penampang dari keseluruhan bimbingan dan konseling di sekolah. Namun karena sempitnya pemahaman para konselor di sekolah, sehingga dalam pelaksanaanya sering terjadi malpraktek (dianggap sebagai bidang studi sehingga diajarkan), tidak diikuti dengan assesmen yang tepat, informasi pekerjaan tidak diberikan secara mendalam, terpadu, dan komprehensif, serta kurang dilaksanakan secara intensif. Akibatnya hasil-hasil dari bimbingan karir tersebut masih jauh dari apa yang diharapkan.
Rumusan Masalah
Apa itu hakekat kerja, okupasi dan karir.
Apa yang dimaksud dengan manusia kerja dan karir.
Bagaimana struktur kerja di Indonesia.
faktor-faktor yang mempengaruhi karir.
Tujuan
Dari pembahasan BK karir ini daharapkan dari seorang guru atau pendidik mampu mengetahui arti atau pemahaman dari BK karir itu sendiri.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Hakikat Kerja, Okupasi dan Karier
1. Kerja
Pada dasarnya hakikat kerja adalah bekerja dengan tulus dan ikhlas. Pekerjaan adalah usaha yang ditujukan untuk memenuhi kebutuhan diri sendiri atau umum, jadi orang bekerja itu bertujuan untuk mempertahankan eksistensi diri sendiri dan keluarganya. Dunia kerja adalah segala sesuatu yang harus dipersiapkan dalam melaksanakan sesuatu untuk mencapai suatu tujuan.
Kerja (work) atau Pekerjaan (Job) memiliki kesamaan kewajiban dan tugas-tugas pokok dalam suatu organisasi/unnit atau lembaga. Job berorientasi pada tugas dan hasil serta berpusat pada organisasi, dapat diduduki satu orang atau beberapa orang.
Dalam pekerjaan terdapat unsur-unsur (elements), tugas-tugas (tasks), dan posisi (pekerjaan yang lakukan/position) : Unsur (elements) merupakan komponen paling kecil dari suatu pekerjaan, misalnya : memutar musik, mengangkat buku, menekan tombol, menggali lubang, memindahkan dan lain-lain.
Tugas (tasks) merupakan kinerja/untuk kerja yang dibutuhkan dalam bekerja. Task menampilkan kegiatan fisik atau mental yang membentuk langkah-langkah logis yang diperlukan dalam suatu pekerjaan. Beberapa unsur pekerjaan membentuk satu himpunan tugas. Super (1976) menyatakan bahwa tugas adalah suatu perbuatan yang dikehendaki pada pekerjaan atau dalam suatu permainan, misalnya : mengangkat bunga, menata bunga, menyiram bunga, menerima surat, membukukan surat, menyimpan surat dan lain-lain.
Posisi (positions) merupakan sekelompok tugas-tugas (task) yang diselenggarakan seseorang/pekerja/pegawai, dibayar dan tidak bersifat pribadi. Tugas-tugas itu merupakan kewajiban dan tanggung jawab yang dibebankan kepadanya. Tugas-tugas itu membentuk suatu pekerjaan. Tolbert (1980) mengemukakan bahwa posisi adalah suatu kelompok aktivitas, tugas atau kewajiban dikerjakan oleh satu orang, misalnya : membaca konsep yang akan diketik, memasukkan kertas, mengetik surat sesuai format, mengeluarkan surat yang diketik, menyerahkan hasil ketikan pada atasan yang memberi tugas.
2. Okupasi
Okupasi lebih luar dari job. Okupasi merupakan sekelompok job yang sama dijumpai dalam berbagai organisasi, umpamanya pengajar, pencipta lagu, dan seniman pertunjukan, ahli hukum, pilot, dan TNI.
3. Karir
Karier bukan pekerjaan, melainkan serangkaian urutan (sequences) pekerjaan atau okupasi-okupasi pokok utama (major) yang dilaksanakan atau dijabat seseorang sepanjang hidupnya, atau dapat juga dikatakan bahwa karir seseorang terlambang pada urutan (suquences) jabatan-jabatan utama yang ditekuni seseorang selama kehidupannya.
Donal E.Super (dalam Dewa K.Sukardi, 1994:17) karir adalah sebagai suatu rangkaian pekerjaan-pekerjaan, jabatan-jabatan dan kedudukan yang mengarah pada kehidupan dalam dunia kerja. Sedangkan menurut Munandi (1996:237) karir adalah pengambilan keputusan kerja itu proses developmental dan pengambilan keputusan menyangkut pekerjaan itu suatu proses yang panjang serta pekerjaan itu sendiri berkembang.
Dapat disimpulkan karir sebagai suatu rangkaian pekerjaan, jabatan dan kedudukan yang mengarah pada kehidupan dalam dunia kerja dan mengambil keputusan menyangkut pekerjaan tersebut merupakan suatu proses yang panjang serta pekerjaan itu sendiri berkembang walaupun dalam pekerjaan yang sama.
B. Manusia Kerja dan Karier
Kebutuhan manusia untuk memenuhi semua kebutuhannya, menjadikan usaha untuk mendapatkan dan meraih semua yang dibutuhkan dan diimpikan, dalam hal ini manusia akan melakukan usaha atau pekerjaan untuk mendapatkan hal yang ingin ia wujudkan. Dalam artian sempit manusia membutuhkan kerja untuk hidup.
Dalam proses panjang dalam menjalani pekerjaan, biasanya dilakukan secara bertahap dan meningkat atau karier. Namun ada juga dilakukkan sebatas propesi dan tuntutan kebutuhan yang memaksa untuk bekerja. Tetapi kejadiannya kembali bertolak dari keinginan memenuhi kebutuhan hidup, baik jasmaniah maupun rohaniah.
C. Struktur Kerja di Indonesia
Sejak tahun 2000 Sakernas (Survei Angkatan Kerja Nasional) menerapkan konsep-konsep ketenagakerjaan sebagai berikut : lapangan pekerjaan atau sektor pekerjaan didasarkan pada KLUI (Klasifikasi lapangan Usaha Indonesia) tahun 2000, yang merupakan recisi dari KLUI tahun 1997. Jenis pekerjaan, sejak Sakernas 2001, kembali menggunakan ISCO (International Standard Classification of Occupation) tahun 1968 atau KJPI (Klasifikasi Jenis Pekerjaan Indonesia) tahun 1982.
Sturktur kerja di Indonesia berdasarkan angkatan dapat di bagi menjadi dua, yaitu struktur umur dan struktur pendidikan.
a. Struktur Kerja berdasarkan Umur
Dalam hal ini publikasi yang dibuat oleh Badan Pusat Statistik mengenai ketenagakerjaan, ada dua macam batasan umur. Pertama, memakai batas umur kerja 10 tahun ke atas dan yang kedua 15 tahun ke atas. Data yang dikaji pada tulisan ini menggunakan batasan usia kerja 15 tahun ke atas, jikapun ada pembanding yang memakai batas usia kerja 10 tahun ke atas, akan distandarkan terlebih dahulu pada usia 15 tahun ke atas.
Digunakan batas usia 15 tahun ke atas, akan memudahkan bagi perencana ketenagakerjaan di tingkat pusat maupun daerah, sebab pembuatan kebijakan ketenagakerjaan biasanya mendasarkan pada batasan usia kerja 15 tahun ke atas (Setiawan, 2000).
b. Struktur kerja berdasarkan pendidikan
Tingkat pendidikan merupakan salah satu faktor yang menentukan kualitas tenaga kerja. Idealnya, tenaga kerja yang tersedia di suatu negara memiliki pendidikan yang memadai sesuai dengan kesempatan kerja yang tersedia, namun di negara-negara yang dalam kondisi masih sedang berkembang biasanya terjadi mismatch atau tidak sesuai dengan keahlian antara pendidikan dengan pekerjaan yang ditekuninya.
Pendidikan tenaga kerja, sering diukur dengan proporsi tenaga kerja berdasarkan pendidikan yang ditamatkan. Hal ini biasanya nampak pada struktur tingkat pendidikan dan pekerjaan yang dilakoni oleh pekerja yang sesuai dengan kemampuan tingkat pendidikannya.
D. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Karier
Faktor-faktor yang mempengaruhi karier meliputi dua faktor yaitu faktor yang bersumber dari diri individu dan faktor yang bersumber dari lingkungan dan orang lain. Kedua faktor ini sangat berpengaruh baik langsung maupun tidak langsung pada pemilih karier.
A. Faktor internal adalah faktor-faktor yang bersumber pada diri individu.
Kemampuan Inteligensi
Taraf inteligensi (kecerdasan) yaitu taraf kemampuan untuk mencapai prestasi-prestasi yang di dalamnya berpikir memegang peranan (Winkel, 1991:531). Kemampuan inteligensi yang dimiliki oleh individu memegang peran yang penting sebab kemampuan itelegensi yang dimiliki seseorang dapat dipergunakan sebagai pertimbangan dalam memasuki pekerjaan, jabatan atau karier dan juga sebagai pelengkap dalam mempertimbangkan memasuki suatu jenjang pendidikan tertentu.
Adanya suatu perbedaan kecepatan dan kesempurnaan individu dalam memecahkan berbagai permasalahan yang dihadapinya, sehingga hal itu memperkuat asumsi bahwa kemampuan inteligensi itu memang ada dan berbeda-beda pada setiap orang, dimana orang yang memiliki taraf inteligensi yang lebih tinggi lebih cepat untuk memecahkan permasalahan yang sama bila dibandingkan dengan orang ynag memiliki taraf inteligensi yang lebih rendah. Kemampuan inteligensi yang dimiliki oleh individu memegang peranan yang penting, sebab kemampuan inteligensi yang dimiliki seseorang dapat dipergunakan sebagai pertimbangan dalam memasuki suatu pekerjaan, jabatan atau karir dan juga sebagai pelengkap dalam mempertimbangkan memasuki suatu jenjang pendidikan tertentu.
Tingkat inteligensi yang dimiliki oleh seseorang dalam satu jabatan tetentu dapat dipergunakan sebagai suatu pola acuan dalam merningkatkan promosi jabatannya, apakah mereka itu cocok dipromosikan dalam jabatan professional dan manajerial I, profesional dan manajerial II, skillet, semi skillet, unskilled ataukah tetap berada pada posisi semula kalau ditinjau dari jabatan structural.
Bakat
Rudi Mulyatiningsih (2004:91) bakat merupakan kemampuan yang dibawa sejak lahir.untuk itulah kiranya perlu sedini mumgkin bakat-bakat yang dimiliki seseorang atau anaka-anak disekolah diketahui dalam rangka memberikan bimbingan belajar yang paling sesuai dengan bakat-bakatnya dan lebih lanjut dalam rangka memprediksi bidang kerja, jabatan atau karir para murid setelah menamatkan studinya perlulah kiranya pada setiap siswa disekolah dilaksanakan tes bakat. Kemampuan itu jika diberi kesempatan untuk berkembang melalui belajar akan menjadi kecakapan yang nyata.
Sedangkan menurut Munandir (1992:17) bakat (aptitude) adalah kemampuan bawaan, sebagai potensi yang masih perlu dikembangkan dan dilatih agar dapat terwujud. Bakat memilki pengaruh dalam karir khususnya dalam kesuaian bakat dengan pilihan jabatan atau karir, individu cendrung memilih jabatan atau karir yang sesuai dengan bakatnya.
Minat
Minat adalah suatu perangkat mental yang terdiri dari kombinasi, perpaduan dan campuran dari perasaan, harapan, prasangka, cemas, takut dan kecendrungan-kecendrungan lain yang bisa mengarahkan individu kepada suatu pilihan tertentu (Dewa K.Sukardi, 1994:46). Sedangkan Munandir (1996:146) berpendapat bahwa minat adalah kecendrungan tingkah laku umum seseorang untuk tertarik kepada sekelompok hal tertentu. Minat merupakan daya yang mengarahkan individu untuk memanfaatkan waktu luangnya dalam melaksanakan hal yang paling disenangi untuk dilakukan. Minat sangat besar pengaruhnya dalam mencapai prestasi dalam suatu pekerjaan, jabatan atau karir.
Sikap
Sikap ialah kecendrungan seseorang untuk bertindak atau bertingkah laku (Rudi Mulyatiningsih, 2004:20). Dengan pengertian lain sikap dimiliki individu dalam mereaksi terhadap dirinya sendiri, orang lain atau situasi tertentu. Dalam memutuskan pilihan karier individu akan bersikap atau bertindak sesuai dengan keadaan atau situasi yang dihadapinya. Sikap individu berbeda-beda dalam menghadapi situasi sehingga dalam pemilihan karirnya individu akan bereaksi sesuai sikapnya sendiri. Reaksi positif dari individu terhadap suatu pekerjaan, jabatan atau karir merupakan suatu faktor yang berpengaruh terhadap keberhasilan untuk mencapai prestasi.
Kepribadian
Kepribadian diartikan sebagai suatu organisasi yang dinamis di dalam individu dari sistem-sistem psikofisik yang menentukan penyesuaian-penyesuaian yang Unik terhadap lingkungannya.
Terbentuknya pola kepribadian seseorang dipengarui oleh beberapa faktor yakni faktor bawaan (fisik dan psikis), faktor pengalaman awal dalam keluarga dan faktor pengalaman untuk kehidupan seterusnya. Faktor kepribadian ini memiliki peranan yang berpengaruh bagi seseorang dalam menentukan arah pilihan jabatan.
Nilai
Nilai adalah sifat-sifat atau hal-hal yang penting atau berguna bagi kemanusiaan (Dewa K. Sukardi, 1994:47). Dimana nilai bagi manusia di pergunakan sebagai suatu patokan dalam melaksanakan tindakan. Nilai-nilai yang dianut oleh individu berpengaruh terhadap pekerjaan yang dipilihnya, serta berpengaruh terhadap prestasi dalam pekerjaan. Individu yang memiliki nilai moral yang tinggi akan memiliki rasa tanggung jawab yang tinggi pula dalam pekerjaannya.
Hobi atau Kegemaran
Hobi adalah kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan individu karena kegiatan tersebut merupakan kegemarannya atau kesenangannya. Biasanya individu menyesuaikan karier dengan hobinya. Dengan hobi yang dimilikinya seseorang memilih pekerjaan yang sesuai sudah barang tentu berpengaruh terhadap prestasi kerja yang dijabatnya.
Prestasi
Prestasi merupakan perwujudan dari bakat kemampuan (Utami Munandar, 1992:19) prestasi yang sangat menonjol dalam salah satu bidang mencerminkan bakat yang unggul dalam bidang tersebut.
Keterampilan
Keterampilan yang dapat pula diartikan cakap dan cekatan dalam mengerjakan sesuatu. Dengan pengertian lain keterampilan ialah penguasaan individu terhadap sesuatu perbuatan.
Penggunaan waktu senggang
Kegiatan-kegiatan yang dilakukan diwaktu senggang agar mendapatkan kepuasan kerja biasanya dalam melaksanakan kegemaran dan hobi. Misalnya : olahraga, kemping, mendaki gunung, dll.
Aspirasi dan pengetahuan pendidikan
Aspirasi dengan pendidikan sambungan yang diinginkan yang berkaitan dengan perwujudan cita-citanya.
Pengalaman kerja
Pengalaman kerja yang pernah dialami dan dilakukan individu akan memicu untuk melakukan perkerjaan itu kembali bila hal itu menarik perhatiannya kembali.
Keterbatasan fisik dan penampilan lahiriah.
Hal ini seringkali menjadi pemicu invididu untuk tidak melakukan suatu karier karena keterbatasan fisik dan penampilan lahiriah yang kurang mendukung.
Masalah dan keterbatasan pribadi
Masalah atau problema dari aspek diri sendiri selalu ada kecendrungan yang bertentangan apabila menghadapi masalah tertentu sehingga merasa tidak senang, benci, khawatir, takut, pasrah dan binggung apa yang harus dikerjakan.
B. Faktor Eksternal
Disamping faktor yang ada pada diri individu, faktor luar juga memiliki pola kecendrungan yang berpengaruh terhadap pola jabatan, yaitu:
Orang tua
Dukungan positif dari orang tua sangat membantu dalam memilih karir yang diinginkan. Sebaliknya sebuah pemaksaan akan berakibat buruk bagi pemilihan karir dan jabatan.
Masyarakat
Winkel (1991:536) masyarakat merupakan lingkaran sosial budaya dimana orang muda dibesarkan. Individu yang berada di lingkungan masyarakt tidak lepas dari pandangan-pandangan mereka, termasuk juga dalam pemilihan karier individu akan jabatan yang dipandang masyarakat baik.
Sosial ekonomi keluarga
Status sosial ekonomi keluarga berpengaruh pada pemilihan karir mengingat persyaratan memasuki jabatan memerlukan tingkat pendidikan tertentu dan tingkat pendidikan sangat dipengaruhi oleh tingkat sosial ekonomi keluarga.
Pergaulan
Teori John L. Holland menyatakan pemilihan pekerjaan atau jabatan adalah hasil dari interaksi antara faktor hereditas dengan segala pengaruh budaya, teman bergaul orang tua, orang dewasa yang dianggap memiliki peran yang penting.
Keadaan sosial ekonomi dan budaya
Menurut Winkel (1991:536) keadaan sosial ekonomi negara atau daerah yaitu laju pertumbuhan ekonomi yang lambat atau cepat, stratifikasi masyarakat dalam golongan sosial ekonomi tinggi, tengah dan rendah yang terbuka atau tertutup bagi anggota kelompok lain.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pada dasarnya hakikat kerja adalah bekerja dengan tulus dan ikhlas. Pekerjaan adalah usaha yang ditujuakan untuk memenuhi kebutuhan diri sendiri atau umum, jadi orang bekerja itu bertujuan untuk mempertahankan eksistensi diri sendiri dan keluarganya. Dunia kerja adalah segala sesuatu yang harus dipersiapkan dalam melaksanakan sesuatu untuk mencapai suatu tujuan.
Okupasi merupakan sekelompok job yang sama dijumpai dalam berbagai organisasi, umpamanya pengajar, pencipta lagu, dan seniman pertunjukan, ahli hukum, pilot, dan TNI.
karier sebagai suatu rangkaian pekerjaan, jabatan dan kedudukan yang mengarah pada kehidupan dalam dunia kerja dan mengambil keputusan menyangkut pekerjaan tersebut merupakan suatu proses yang panjang serta pekerjaan itu sendiri berkembang walaupun dalam pekerjaan yang sama.
Sejak tahun 2000 Sakernas (Survei Angkatan Kerja Nasional) menerapkan konsep-konsep ketenagakerjaan sebagai berikut: lapangan pekerjaan atau sektor pekerjaan didasarkan pada KLUI (Klasifikasi lapangan Usaha Indonesia) tahun 2000, yang merupakan recisi dari KLUI tahun 1997. Jenis pekerjaan, sejak Sakernas 2001, kembali menggunakan ISCO (International Standard Classification of Occupation) tahun 1968 atau KJPI (Klasifikasi Jenis Pekerjaan Indonesia) tahun 1982.
Sturktur kerja di Indonesia berdasarkan angkatan dapat di bagi menjadi dua, yaitu struktur umur dan struktur pendidikan.
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Karir ada 2, yaitu :
faktor internal
Kemampuan Inteligensi
Bakat
Minat
Sikap
Kepribadian
Nilai
hobi atau kegemaran
prestasi
keterampilan
penggunaan waktu senggang
faktor eksternal
orang tua
masyarakat
sosial ekonomi keluarga
pergaulan
keadaan sosial ekonomi dan budaya
Daftar Pustaka
Prof. DR. A. Muhammad Yusuf. 2002. Kiat Sukses Dalam Karier. Jakarta: Ghalia Indonesia.
Sukardi, Dewa Ketut. 1994. Bimbingan Karier di Dsekolah-sekolah. Jakarta: Ghalia Indonesia.
Mohamad Thayeb Manrihu. 1992. Pengantar Bimbingan Konseling Karir. Jakarta : Bumi Aksara
PENDAHULUAN
Latar Belakang Masalah
Pekerjaan yang memuaskan sesuai dengan kemampuan, bakat, dan minatnya, maka diperlukan perencanaan karir secara matang. Dalam konteks pendidikan upaya membantu siswa dalam merencanakan pemilihan jabatan atau pekerjaan di masa mendatang secara tepat merupakan aspek yang sangat krusial, sehingga telah menempatkan pentingnya layanan bimbingan karir bagi siswa sebagai bagian integral dari layanan bimbingan dan konseling di sekolah. Bahkan, apabila ditinjau dari perspektif sejarah lahirnya bimbingan dan konseling tidak lepas dari upaya untuk membantu siswa-siswa mendapatkan lapangan kerja yang cocok sesudah mereka meninggalkan bangku sekolah, melalui gerakan bimbingan jabatan atau masalah karir.
Di Indonesia sendiri, pentingnya bimbingan karir bagi para siswa, khususnya di tingkat SMA sudah dirasakan sejak lama, dan sejak ditetapkannya Kurikulum tahun 1984 bimbingan karir mulai diformalkan, sehingga telah menjadi penampang dari keseluruhan bimbingan dan konseling di sekolah. Namun karena sempitnya pemahaman para konselor di sekolah, sehingga dalam pelaksanaanya sering terjadi malpraktek (dianggap sebagai bidang studi sehingga diajarkan), tidak diikuti dengan assesmen yang tepat, informasi pekerjaan tidak diberikan secara mendalam, terpadu, dan komprehensif, serta kurang dilaksanakan secara intensif. Akibatnya hasil-hasil dari bimbingan karir tersebut masih jauh dari apa yang diharapkan.
Rumusan Masalah
Apa itu hakekat kerja, okupasi dan karir.
Apa yang dimaksud dengan manusia kerja dan karir.
Bagaimana struktur kerja di Indonesia.
faktor-faktor yang mempengaruhi karir.
Tujuan
Dari pembahasan BK karir ini daharapkan dari seorang guru atau pendidik mampu mengetahui arti atau pemahaman dari BK karir itu sendiri.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Hakikat Kerja, Okupasi dan Karier
1. Kerja
Pada dasarnya hakikat kerja adalah bekerja dengan tulus dan ikhlas. Pekerjaan adalah usaha yang ditujukan untuk memenuhi kebutuhan diri sendiri atau umum, jadi orang bekerja itu bertujuan untuk mempertahankan eksistensi diri sendiri dan keluarganya. Dunia kerja adalah segala sesuatu yang harus dipersiapkan dalam melaksanakan sesuatu untuk mencapai suatu tujuan.
Kerja (work) atau Pekerjaan (Job) memiliki kesamaan kewajiban dan tugas-tugas pokok dalam suatu organisasi/unnit atau lembaga. Job berorientasi pada tugas dan hasil serta berpusat pada organisasi, dapat diduduki satu orang atau beberapa orang.
Dalam pekerjaan terdapat unsur-unsur (elements), tugas-tugas (tasks), dan posisi (pekerjaan yang lakukan/position) : Unsur (elements) merupakan komponen paling kecil dari suatu pekerjaan, misalnya : memutar musik, mengangkat buku, menekan tombol, menggali lubang, memindahkan dan lain-lain.
Tugas (tasks) merupakan kinerja/untuk kerja yang dibutuhkan dalam bekerja. Task menampilkan kegiatan fisik atau mental yang membentuk langkah-langkah logis yang diperlukan dalam suatu pekerjaan. Beberapa unsur pekerjaan membentuk satu himpunan tugas. Super (1976) menyatakan bahwa tugas adalah suatu perbuatan yang dikehendaki pada pekerjaan atau dalam suatu permainan, misalnya : mengangkat bunga, menata bunga, menyiram bunga, menerima surat, membukukan surat, menyimpan surat dan lain-lain.
Posisi (positions) merupakan sekelompok tugas-tugas (task) yang diselenggarakan seseorang/pekerja/pegawai, dibayar dan tidak bersifat pribadi. Tugas-tugas itu merupakan kewajiban dan tanggung jawab yang dibebankan kepadanya. Tugas-tugas itu membentuk suatu pekerjaan. Tolbert (1980) mengemukakan bahwa posisi adalah suatu kelompok aktivitas, tugas atau kewajiban dikerjakan oleh satu orang, misalnya : membaca konsep yang akan diketik, memasukkan kertas, mengetik surat sesuai format, mengeluarkan surat yang diketik, menyerahkan hasil ketikan pada atasan yang memberi tugas.
2. Okupasi
Okupasi lebih luar dari job. Okupasi merupakan sekelompok job yang sama dijumpai dalam berbagai organisasi, umpamanya pengajar, pencipta lagu, dan seniman pertunjukan, ahli hukum, pilot, dan TNI.
3. Karir
Karier bukan pekerjaan, melainkan serangkaian urutan (sequences) pekerjaan atau okupasi-okupasi pokok utama (major) yang dilaksanakan atau dijabat seseorang sepanjang hidupnya, atau dapat juga dikatakan bahwa karir seseorang terlambang pada urutan (suquences) jabatan-jabatan utama yang ditekuni seseorang selama kehidupannya.
Donal E.Super (dalam Dewa K.Sukardi, 1994:17) karir adalah sebagai suatu rangkaian pekerjaan-pekerjaan, jabatan-jabatan dan kedudukan yang mengarah pada kehidupan dalam dunia kerja. Sedangkan menurut Munandi (1996:237) karir adalah pengambilan keputusan kerja itu proses developmental dan pengambilan keputusan menyangkut pekerjaan itu suatu proses yang panjang serta pekerjaan itu sendiri berkembang.
Dapat disimpulkan karir sebagai suatu rangkaian pekerjaan, jabatan dan kedudukan yang mengarah pada kehidupan dalam dunia kerja dan mengambil keputusan menyangkut pekerjaan tersebut merupakan suatu proses yang panjang serta pekerjaan itu sendiri berkembang walaupun dalam pekerjaan yang sama.
B. Manusia Kerja dan Karier
Kebutuhan manusia untuk memenuhi semua kebutuhannya, menjadikan usaha untuk mendapatkan dan meraih semua yang dibutuhkan dan diimpikan, dalam hal ini manusia akan melakukan usaha atau pekerjaan untuk mendapatkan hal yang ingin ia wujudkan. Dalam artian sempit manusia membutuhkan kerja untuk hidup.
Dalam proses panjang dalam menjalani pekerjaan, biasanya dilakukan secara bertahap dan meningkat atau karier. Namun ada juga dilakukkan sebatas propesi dan tuntutan kebutuhan yang memaksa untuk bekerja. Tetapi kejadiannya kembali bertolak dari keinginan memenuhi kebutuhan hidup, baik jasmaniah maupun rohaniah.
C. Struktur Kerja di Indonesia
Sejak tahun 2000 Sakernas (Survei Angkatan Kerja Nasional) menerapkan konsep-konsep ketenagakerjaan sebagai berikut : lapangan pekerjaan atau sektor pekerjaan didasarkan pada KLUI (Klasifikasi lapangan Usaha Indonesia) tahun 2000, yang merupakan recisi dari KLUI tahun 1997. Jenis pekerjaan, sejak Sakernas 2001, kembali menggunakan ISCO (International Standard Classification of Occupation) tahun 1968 atau KJPI (Klasifikasi Jenis Pekerjaan Indonesia) tahun 1982.
Sturktur kerja di Indonesia berdasarkan angkatan dapat di bagi menjadi dua, yaitu struktur umur dan struktur pendidikan.
a. Struktur Kerja berdasarkan Umur
Dalam hal ini publikasi yang dibuat oleh Badan Pusat Statistik mengenai ketenagakerjaan, ada dua macam batasan umur. Pertama, memakai batas umur kerja 10 tahun ke atas dan yang kedua 15 tahun ke atas. Data yang dikaji pada tulisan ini menggunakan batasan usia kerja 15 tahun ke atas, jikapun ada pembanding yang memakai batas usia kerja 10 tahun ke atas, akan distandarkan terlebih dahulu pada usia 15 tahun ke atas.
Digunakan batas usia 15 tahun ke atas, akan memudahkan bagi perencana ketenagakerjaan di tingkat pusat maupun daerah, sebab pembuatan kebijakan ketenagakerjaan biasanya mendasarkan pada batasan usia kerja 15 tahun ke atas (Setiawan, 2000).
b. Struktur kerja berdasarkan pendidikan
Tingkat pendidikan merupakan salah satu faktor yang menentukan kualitas tenaga kerja. Idealnya, tenaga kerja yang tersedia di suatu negara memiliki pendidikan yang memadai sesuai dengan kesempatan kerja yang tersedia, namun di negara-negara yang dalam kondisi masih sedang berkembang biasanya terjadi mismatch atau tidak sesuai dengan keahlian antara pendidikan dengan pekerjaan yang ditekuninya.
Pendidikan tenaga kerja, sering diukur dengan proporsi tenaga kerja berdasarkan pendidikan yang ditamatkan. Hal ini biasanya nampak pada struktur tingkat pendidikan dan pekerjaan yang dilakoni oleh pekerja yang sesuai dengan kemampuan tingkat pendidikannya.
D. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Karier
Faktor-faktor yang mempengaruhi karier meliputi dua faktor yaitu faktor yang bersumber dari diri individu dan faktor yang bersumber dari lingkungan dan orang lain. Kedua faktor ini sangat berpengaruh baik langsung maupun tidak langsung pada pemilih karier.
A. Faktor internal adalah faktor-faktor yang bersumber pada diri individu.
Kemampuan Inteligensi
Taraf inteligensi (kecerdasan) yaitu taraf kemampuan untuk mencapai prestasi-prestasi yang di dalamnya berpikir memegang peranan (Winkel, 1991:531). Kemampuan inteligensi yang dimiliki oleh individu memegang peran yang penting sebab kemampuan itelegensi yang dimiliki seseorang dapat dipergunakan sebagai pertimbangan dalam memasuki pekerjaan, jabatan atau karier dan juga sebagai pelengkap dalam mempertimbangkan memasuki suatu jenjang pendidikan tertentu.
Adanya suatu perbedaan kecepatan dan kesempurnaan individu dalam memecahkan berbagai permasalahan yang dihadapinya, sehingga hal itu memperkuat asumsi bahwa kemampuan inteligensi itu memang ada dan berbeda-beda pada setiap orang, dimana orang yang memiliki taraf inteligensi yang lebih tinggi lebih cepat untuk memecahkan permasalahan yang sama bila dibandingkan dengan orang ynag memiliki taraf inteligensi yang lebih rendah. Kemampuan inteligensi yang dimiliki oleh individu memegang peranan yang penting, sebab kemampuan inteligensi yang dimiliki seseorang dapat dipergunakan sebagai pertimbangan dalam memasuki suatu pekerjaan, jabatan atau karir dan juga sebagai pelengkap dalam mempertimbangkan memasuki suatu jenjang pendidikan tertentu.
Tingkat inteligensi yang dimiliki oleh seseorang dalam satu jabatan tetentu dapat dipergunakan sebagai suatu pola acuan dalam merningkatkan promosi jabatannya, apakah mereka itu cocok dipromosikan dalam jabatan professional dan manajerial I, profesional dan manajerial II, skillet, semi skillet, unskilled ataukah tetap berada pada posisi semula kalau ditinjau dari jabatan structural.
Bakat
Rudi Mulyatiningsih (2004:91) bakat merupakan kemampuan yang dibawa sejak lahir.untuk itulah kiranya perlu sedini mumgkin bakat-bakat yang dimiliki seseorang atau anaka-anak disekolah diketahui dalam rangka memberikan bimbingan belajar yang paling sesuai dengan bakat-bakatnya dan lebih lanjut dalam rangka memprediksi bidang kerja, jabatan atau karir para murid setelah menamatkan studinya perlulah kiranya pada setiap siswa disekolah dilaksanakan tes bakat. Kemampuan itu jika diberi kesempatan untuk berkembang melalui belajar akan menjadi kecakapan yang nyata.
Sedangkan menurut Munandir (1992:17) bakat (aptitude) adalah kemampuan bawaan, sebagai potensi yang masih perlu dikembangkan dan dilatih agar dapat terwujud. Bakat memilki pengaruh dalam karir khususnya dalam kesuaian bakat dengan pilihan jabatan atau karir, individu cendrung memilih jabatan atau karir yang sesuai dengan bakatnya.
Minat
Minat adalah suatu perangkat mental yang terdiri dari kombinasi, perpaduan dan campuran dari perasaan, harapan, prasangka, cemas, takut dan kecendrungan-kecendrungan lain yang bisa mengarahkan individu kepada suatu pilihan tertentu (Dewa K.Sukardi, 1994:46). Sedangkan Munandir (1996:146) berpendapat bahwa minat adalah kecendrungan tingkah laku umum seseorang untuk tertarik kepada sekelompok hal tertentu. Minat merupakan daya yang mengarahkan individu untuk memanfaatkan waktu luangnya dalam melaksanakan hal yang paling disenangi untuk dilakukan. Minat sangat besar pengaruhnya dalam mencapai prestasi dalam suatu pekerjaan, jabatan atau karir.
Sikap
Sikap ialah kecendrungan seseorang untuk bertindak atau bertingkah laku (Rudi Mulyatiningsih, 2004:20). Dengan pengertian lain sikap dimiliki individu dalam mereaksi terhadap dirinya sendiri, orang lain atau situasi tertentu. Dalam memutuskan pilihan karier individu akan bersikap atau bertindak sesuai dengan keadaan atau situasi yang dihadapinya. Sikap individu berbeda-beda dalam menghadapi situasi sehingga dalam pemilihan karirnya individu akan bereaksi sesuai sikapnya sendiri. Reaksi positif dari individu terhadap suatu pekerjaan, jabatan atau karir merupakan suatu faktor yang berpengaruh terhadap keberhasilan untuk mencapai prestasi.
Kepribadian
Kepribadian diartikan sebagai suatu organisasi yang dinamis di dalam individu dari sistem-sistem psikofisik yang menentukan penyesuaian-penyesuaian yang Unik terhadap lingkungannya.
Terbentuknya pola kepribadian seseorang dipengarui oleh beberapa faktor yakni faktor bawaan (fisik dan psikis), faktor pengalaman awal dalam keluarga dan faktor pengalaman untuk kehidupan seterusnya. Faktor kepribadian ini memiliki peranan yang berpengaruh bagi seseorang dalam menentukan arah pilihan jabatan.
Nilai
Nilai adalah sifat-sifat atau hal-hal yang penting atau berguna bagi kemanusiaan (Dewa K. Sukardi, 1994:47). Dimana nilai bagi manusia di pergunakan sebagai suatu patokan dalam melaksanakan tindakan. Nilai-nilai yang dianut oleh individu berpengaruh terhadap pekerjaan yang dipilihnya, serta berpengaruh terhadap prestasi dalam pekerjaan. Individu yang memiliki nilai moral yang tinggi akan memiliki rasa tanggung jawab yang tinggi pula dalam pekerjaannya.
Hobi atau Kegemaran
Hobi adalah kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan individu karena kegiatan tersebut merupakan kegemarannya atau kesenangannya. Biasanya individu menyesuaikan karier dengan hobinya. Dengan hobi yang dimilikinya seseorang memilih pekerjaan yang sesuai sudah barang tentu berpengaruh terhadap prestasi kerja yang dijabatnya.
Prestasi
Prestasi merupakan perwujudan dari bakat kemampuan (Utami Munandar, 1992:19) prestasi yang sangat menonjol dalam salah satu bidang mencerminkan bakat yang unggul dalam bidang tersebut.
Keterampilan
Keterampilan yang dapat pula diartikan cakap dan cekatan dalam mengerjakan sesuatu. Dengan pengertian lain keterampilan ialah penguasaan individu terhadap sesuatu perbuatan.
Penggunaan waktu senggang
Kegiatan-kegiatan yang dilakukan diwaktu senggang agar mendapatkan kepuasan kerja biasanya dalam melaksanakan kegemaran dan hobi. Misalnya : olahraga, kemping, mendaki gunung, dll.
Aspirasi dan pengetahuan pendidikan
Aspirasi dengan pendidikan sambungan yang diinginkan yang berkaitan dengan perwujudan cita-citanya.
Pengalaman kerja
Pengalaman kerja yang pernah dialami dan dilakukan individu akan memicu untuk melakukan perkerjaan itu kembali bila hal itu menarik perhatiannya kembali.
Keterbatasan fisik dan penampilan lahiriah.
Hal ini seringkali menjadi pemicu invididu untuk tidak melakukan suatu karier karena keterbatasan fisik dan penampilan lahiriah yang kurang mendukung.
Masalah dan keterbatasan pribadi
Masalah atau problema dari aspek diri sendiri selalu ada kecendrungan yang bertentangan apabila menghadapi masalah tertentu sehingga merasa tidak senang, benci, khawatir, takut, pasrah dan binggung apa yang harus dikerjakan.
B. Faktor Eksternal
Disamping faktor yang ada pada diri individu, faktor luar juga memiliki pola kecendrungan yang berpengaruh terhadap pola jabatan, yaitu:
Orang tua
Dukungan positif dari orang tua sangat membantu dalam memilih karir yang diinginkan. Sebaliknya sebuah pemaksaan akan berakibat buruk bagi pemilihan karir dan jabatan.
Masyarakat
Winkel (1991:536) masyarakat merupakan lingkaran sosial budaya dimana orang muda dibesarkan. Individu yang berada di lingkungan masyarakt tidak lepas dari pandangan-pandangan mereka, termasuk juga dalam pemilihan karier individu akan jabatan yang dipandang masyarakat baik.
Sosial ekonomi keluarga
Status sosial ekonomi keluarga berpengaruh pada pemilihan karir mengingat persyaratan memasuki jabatan memerlukan tingkat pendidikan tertentu dan tingkat pendidikan sangat dipengaruhi oleh tingkat sosial ekonomi keluarga.
Pergaulan
Teori John L. Holland menyatakan pemilihan pekerjaan atau jabatan adalah hasil dari interaksi antara faktor hereditas dengan segala pengaruh budaya, teman bergaul orang tua, orang dewasa yang dianggap memiliki peran yang penting.
Keadaan sosial ekonomi dan budaya
Menurut Winkel (1991:536) keadaan sosial ekonomi negara atau daerah yaitu laju pertumbuhan ekonomi yang lambat atau cepat, stratifikasi masyarakat dalam golongan sosial ekonomi tinggi, tengah dan rendah yang terbuka atau tertutup bagi anggota kelompok lain.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pada dasarnya hakikat kerja adalah bekerja dengan tulus dan ikhlas. Pekerjaan adalah usaha yang ditujuakan untuk memenuhi kebutuhan diri sendiri atau umum, jadi orang bekerja itu bertujuan untuk mempertahankan eksistensi diri sendiri dan keluarganya. Dunia kerja adalah segala sesuatu yang harus dipersiapkan dalam melaksanakan sesuatu untuk mencapai suatu tujuan.
Okupasi merupakan sekelompok job yang sama dijumpai dalam berbagai organisasi, umpamanya pengajar, pencipta lagu, dan seniman pertunjukan, ahli hukum, pilot, dan TNI.
karier sebagai suatu rangkaian pekerjaan, jabatan dan kedudukan yang mengarah pada kehidupan dalam dunia kerja dan mengambil keputusan menyangkut pekerjaan tersebut merupakan suatu proses yang panjang serta pekerjaan itu sendiri berkembang walaupun dalam pekerjaan yang sama.
Sejak tahun 2000 Sakernas (Survei Angkatan Kerja Nasional) menerapkan konsep-konsep ketenagakerjaan sebagai berikut: lapangan pekerjaan atau sektor pekerjaan didasarkan pada KLUI (Klasifikasi lapangan Usaha Indonesia) tahun 2000, yang merupakan recisi dari KLUI tahun 1997. Jenis pekerjaan, sejak Sakernas 2001, kembali menggunakan ISCO (International Standard Classification of Occupation) tahun 1968 atau KJPI (Klasifikasi Jenis Pekerjaan Indonesia) tahun 1982.
Sturktur kerja di Indonesia berdasarkan angkatan dapat di bagi menjadi dua, yaitu struktur umur dan struktur pendidikan.
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Karir ada 2, yaitu :
faktor internal
Kemampuan Inteligensi
Bakat
Minat
Sikap
Kepribadian
Nilai
hobi atau kegemaran
prestasi
keterampilan
penggunaan waktu senggang
faktor eksternal
orang tua
masyarakat
sosial ekonomi keluarga
pergaulan
keadaan sosial ekonomi dan budaya
Daftar Pustaka
Prof. DR. A. Muhammad Yusuf. 2002. Kiat Sukses Dalam Karier. Jakarta: Ghalia Indonesia.
Sukardi, Dewa Ketut. 1994. Bimbingan Karier di Dsekolah-sekolah. Jakarta: Ghalia Indonesia.
Mohamad Thayeb Manrihu. 1992. Pengantar Bimbingan Konseling Karir. Jakarta : Bumi Aksara